Banyak yang tahu silaturahmi itu
apa, tapi untuk menjalankannya mungkin masih saja banyak orang enggan. Padahal
manusia itu, fitrah nya adalah makhluk sosial yang notabene membutuhkan sesama
manusia di dalam hidupnya. Dan Allah menciptakan manusia dari berbagai suku
serta bangsa, agar mereka bisa saling mengenal.
1. Mendapat Rahmat Allah
Menyambung tali silaturahmi itu
hukumnya wajib, diharamkan untuk memutuskannya.
Sebagaimana sabda Rasulullah :
"Tidak ada satu kebaikanpun yg
pahalanya lebih cepat diperoleh daripada silaturahmi, dan tidak ada satu
dosapun yg adzabnya lebih cepat diperoleh, melebihi kezaliman dan memutuskan
tali silaturahmi"
"Rahmat Allah tidak akan turun
ke atas suatu kaum, jika didalamnya ada orang yg memutuskan silaturahmi"
2. Kemudahan Rezeki dan Umur yang
Panjang
Dalam sebuah riwayat lain, dari Anas
r.a, ia berkata bahwa Rasullah saw bersabda, “Barangsiapa yang suka dilapangkan
rezekinya dan dilamakan bekas telapak kakinya (dipanjangkan umurnya), hendaknya
ia menyambung tali silaturahmi. [Mutafaq ‘alaih]
3. Masuk Surga
Ali r.a meriwayatkan dalam sebuah
hadist, “Barangsiapa yang mengambil tanggungjawab atas suatu perkara, aku akan
menjamin baginya empat perkara. Barangsiapa bersilaturahmi, umurnya akan
dipanjangkan, kawan-kawannya akan cinta kepadanya, rezekinya akan dipalangkan,
dan ia aman masuk ke dalam surga. (Kanzul ‘Ummal).
Orang yang menyambung silaturahmi akan mendapat balasan di
dunia berupa: kedekatan kepada Allah, rezekinya diluaskan, umurnya
dipanjangkan, rumahnya dimakmurkan, tercegah dari mati dengan cara tidak baik,
dicintai Allah dan dicintai keluarganya.
Yang lebih penting dari itu semua, di akhirat kelak, ia akan
mendapat balasan surga dari Allah SWT: Rasulullah ditanya oleh seorang sahabat,
“Wahai Rasulullah kabarkanlah kepadaku amal yang dapat memasukkan akan ke
surga”. Rasulullah menjawab; “Engkau menyembah Allah, jangan menyekutukan-Nya
dengan segala sesuatu, engkau dirikan shalat, tunaikan zakat dan engkau
menyambung silaturahmi“. (HR. Bukhari).
Azab Bagi yang Memutuskan Silaturahmi :
1. Neraka [ Tempat Kembali yang Buruk ]
Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan dalam surat Ar-Ra’d ayat 25:
وَالَّذِينَ يَنْقُضُونَ عَهْدَ اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مِيثَاقِهِ وَيَقْطَعُونَ مَا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ أَنْ يُوصَلَ وَيُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ أُولَئِكَ لَهُمُ اللَّعْنَةُ وَلَهُمْ سُوءُ الدَّارِ
“Orang-orang yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan mengadakan kerusakan di bumi, orang-orang itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk (Jahannam).”
2. Dijadikan buta dan tuli
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِنْ تَوَلَّيْتُمْ أَنْ تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ وَتُقَطِّعُوا أَرْحَامَكُمْ. أُولَئِكَ الَّذِينَ لَعَنَهُمُ اللهُ فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَى أَبْصَارَهُمْ
“Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan silaturahim kalian? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka.” (Muhammad: 22-23)
3. Orang yang memutuskan tali
silaturahim segera mendapatkan azab di dunia dan akhirat
Dari Abu Bakrah radhiyallahu ‘anhu, dia mengatakan: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا مِنْ ذَنْبٍ أَجْدَرُ أَنْ يُعَجِّلَ اللهُ تَعَالَى لِصَاحِبِهِ الْعُقُوبَةَ فِي الدُّنْيَا مَعَ مَا يَدَّخِرُ لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِثْلُ الْبَغْيِ وَقَطِيْعَةِ الرَّحِمِ
“Tidak ada dosa yang pantas untuk disegerakan hukumannya oleh Allah bagi pelakunya di dunia bersamaan dengan (hukuman) yang disimpan untuknya di akhirat, daripada kezaliman dan pemutusan silaturahim.” (HR. Ahmad, 5/36, Abu Dawud, Kitabul Adab (43) no. 4901, dan ini lafadz beliau, At-Tirmidzi dalam Shifatul Qiyamah no. 1513, dan beliau mengatakan hadits ini shahih, Ibnu Majah dalam Kitab Az-Zuhd bab Al-Baghi, no. 4211)
Dari Abu Bakrah radhiyallahu ‘anhu, dia mengatakan: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا مِنْ ذَنْبٍ أَجْدَرُ أَنْ يُعَجِّلَ اللهُ تَعَالَى لِصَاحِبِهِ الْعُقُوبَةَ فِي الدُّنْيَا مَعَ مَا يَدَّخِرُ لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِثْلُ الْبَغْيِ وَقَطِيْعَةِ الرَّحِمِ
“Tidak ada dosa yang pantas untuk disegerakan hukumannya oleh Allah bagi pelakunya di dunia bersamaan dengan (hukuman) yang disimpan untuknya di akhirat, daripada kezaliman dan pemutusan silaturahim.” (HR. Ahmad, 5/36, Abu Dawud, Kitabul Adab (43) no. 4901, dan ini lafadz beliau, At-Tirmidzi dalam Shifatul Qiyamah no. 1513, dan beliau mengatakan hadits ini shahih, Ibnu Majah dalam Kitab Az-Zuhd bab Al-Baghi, no. 4211)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar